1.
Pengertian
Prosa
Prosa adalah karangan
bebas yang dapat berupa cerita atau kisah berplot hingga ke pembahasan suatu
gagasan atau pertanyaan yang berasal dari cerminan kenyataan dan atau dari
informasi dan data yang sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah.
Muliadi (2017:1)
berpendapat bahwa prosa adalah salah satu jenis dari genre sastra, di samping
genre lainya seperti puisi dan drama.
Namun sebetulnya prosa
memiliki makna yang lebih luas. Prosa diambil dari kata bahasa Inggris, prose
yang mengacu pada pengertian luas dan tidak hanya merujuk pada salah satu genre
tulisan sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti esai, artikel, rubrik
eksposisi, dan sebagainya.
Sementara prosa dalam
artian suatu kisah yang merangkai berbagai peristiwa berdasarkan imajinasi
seperti novel, cerpen dan novelet lebih tepat disebut dengan istilah prosa
fiksi, atau cerita fiksi. Untuk kemudian menjadi salah satu dari dua jenis
prosa menurut isinya, yaitu: prosa fiksi dan prosa nonfiksi.
2.
Prosa
Fiksi
Menurut Aminuddin dalam
Djuanda dan Iswara (2006: 158) Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang
diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeran, latar serta tahapan dan
rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya
sehingga menjalin suatu cerita.
Intinya, prosa fiksi
adalah kisah yang memiliki pemeran, latar serta tahapan rangkaian peristiwa
yang dihasilkan oleh imajinasi penulisnya sehingga menjalin suatu kesatuan
kisah.
Imajinasi disini dapat
berarti cerminan kenyataan dari berbagai pengalaman, pengetahuan dan literasi
penulisnya. Seperti pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra memiliki kemampuan
untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang
nonempiris-supernatural.
Hanya nama-nama pemeran,
nama tempat dan kisahnya saja yan dikarang. Sementara latar umumnya bisa jadi
merupakan kenyataan. Namun perlu digarisbawahi bahwa cara pandang dan sikap
Penulis juga akan ikut tercurahkan, sehingga tulisannya akan tetap memiliki
karakteristik yang unik dan subjektif berdasarkan pendapat Penulis.
Unsur
Prosa Fiksi (Struktur Prosa)
Unsur pembangun dari
Fiksi terbagi menjadi dua. Pertama adalah unsur ekstrinsik yang berarti unsur
yang berada diluar teks namun tetap saling berpengaruh terhadap penciptaan
karya. Kedua, adalah unsur intrinsik yang hadir di dalam teks itu sendiri dan
membangun keutuhannya.
Unsur-unsur intrinstik dari prosa
meliputi:
Tokoh
dan Penokohan. Berarti pelaku cerita dengan sifat dan
peranannya masing-masing. Tokoh dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Protagonis, tokoh utama,
b. Antagonis, tokoh yang memiliki konflik
dengan Protagonis,
c. Tokoh berkembang yang berarti mengalami
perubahan watak atau pandangan dalam cerita,
d. Tokoh statis, yang tidak mengalami
perubahan dalam prosa.
Alur
dan Pengaluran / Plot. Rangkaian peristiwa yang saling
berhubungan karena hubungan sebab-akibat. Plot setidaknya akan terdiri dari:
a. orientasi, masa pengenalan tokoh dan
dimulainya konflik
b. komplikasi, masa konflik mulai
berkembang dan memuncak menjadi klimaks
c. resolusi, adalah masa penyelesaian
konflik.
Latar.
Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan, keadaan sosial dan tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981:175).
Gaya
Bahasa. Cara mengungkapkan bahasa untuk mencapai efek
estetis dan memiliki kekuatan daya ungkap yang menggugah seperti majas dan
pemilihan diksi yang indah.
Sudut Pandang. Cara menyampaikan cerita
seperti sudut pandang pertama (Aku) dan sudut pandang ketiga (Dia, mereka).
Tema.
Merupakan inti pokok gagasan dari keseluruhan cerita atau kisah. Misalnya tema
kasih sayang, kekuasaan, isu sosial, feminisme, dsb.
Amanat.
Berarti pesan kebaikan yang dapat ditarik dari cerita yang disampaikan. Amanat
biasanya tidak disampaikan secara langsung namun dikemas rapi dalam keseluruhan
isi prosa.
Berdasarkan
perkembangannya, prosa fiksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu prosa baru
(modern dan prosa lama. Berikut ini adalah penjelasannya.
3.
Prosa
Baru (Modern)
Prosa baru adalah karya
yang penulisannya telah terpengaruh budaya modern Barat. Literasi Barat
merupakan pusat peradaban berbagai pemikiran inovatif dan baru di dunia di
zaman modern (1970-an). Sehingga rumusan baru mengenai sastra juga muncul
disana dan diadopsi oleh seluruh dunia.
3.1.
Ciri
Prosa Baru
1. Bersifat
dinamis, yang berarti mengikuti perkembangan zaman masyarakatnya.
2. Masyarakat
sentris, mengungkap hal sehari-hari yang terjadi di kalangan masyarkat
3. Memperhatikan
urutan peristiwa melalui pengolahan unsur Alur dan Pengaluran yang disusun
dengan lebih apik.
4. Bersifat
rasional, meskipun terkadang masih meminjam mite dan legenda tertentu, tetap
dibedah secara logis.
5. Penulis
tidak anonim dan bentuknya sudah berupa tulisan saja.
3.2.
Jenis
Prosa Baru
3.2.1.
Cerpen
Cerpen adalah akronim
dari “cerita pendek” yang merupakan cerita berbentuk prosa yang hanya fokus
terhadap satu tokoh, latar atau situasi saja, sehingga bentuknya lebih
sederhana dan berdurasi pendek.
Namun pendek disini tidak
hanya karena ceritanya saja yang berdurasi pendek. Jakob Sumardjo dan Saini
(1995: 30) berpendapat bahwa ukuran pendek dalam cerpen lebih didasarkan pada
keterbatasan pengembangan unsur-unsurnya, cerpen memiliki dampak tunggal dan
tidak kompleks.
3.2.2.
Novelet
Novelet adalah kisah yang
ceritanya lebih panjang dari cerpen, tetapi masih lebih pendek dari novel.
Penggarapan unsurnya seperti tokoh, alur dan latar jauh lebih luas cakupannya
jika dibandingkan dengan cerpen, namun masih terhitung sempit jika dibandingkan
novel. Jumlah halaman novelet berkisar dari 60 – 150 halaman.
3.2.3.
Novel
Novel adalah kisah
berplot yang jangkauan cerita, latar dan tokohnya luas dan memiliki runutan
peristiwa yang panjang dan kompleks. Berbeda dengan cerpen yang ceritanya
tunggal dan dapat diselesaikan dalam satu duduk (30-60 menit), novel memiliki
cerita berlapis yang dapat dilanjutkan ke buku novel lainnya.
Kata novel berasal dari
bahasa Itali, yaitu novella, dan memiliki makna barang baru kecil. Sebelum
berkembang menjadi novel, novella dapat disepadankan dengan cerpen, ceritanya
pendek dan hanya fokus membahas satu cerita atau latar, bisa juga sedikit lebih
detail. Novella baru berkembang menjadi novel ketika jenis prosa ini mulai
banyak ditulis di Inggris dan Amerika.
3.2.4.
Roman
Roman adalah cerita yang
menceritakan kisah seorang tokoh secara mendetail dan menyeluruh dari lahir
hingga akhir hayatnya.
4.
Prosa
Lama (Klasik)
Prosa lama adalah tulisan
cerita atau kisah yang belum mendapatkan pengaruh budaya modern Barat. Tulisan
ini biasanya bersifat anonim (tidak ada penulis tunggal) dan menyebar dari
mulut ke mulut secara lisan dan tulisan terbatas.
4.1.
Ciri
Prosa Lama
1. Statis,
cerita dikisahkan secara turun-temurun, sehingga tidak mengalami perubahan yang
signifikan.
2. Sedikit
Diferensialisasi (Varian), suatu legenda bisa jadi masih yang itu-itu saja,
hanya mengalami sedikit perubahan di suatu daerah.
3. Berpusat
di Istana, Dalam artian cerita lebih banyak mengisahkan tokoh-tokoh kerajaan
dan kelas atas atau orang yang luar biasa.
4. Bersifat
Anonim, tidak diketahui siapa penulis aslinya dan terus sedikit berubah
tergantung dari penutur selanjutnya
5. Menyebar
dengan cara lisan, tidak ada naskah pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan
tulisan orisinalnya.
4.2.
Jenis
Prosa Lama (Klasik)
4.2.1.
Dongeng
Merupakan cerita yang
sepenuhnya hasil imajinasi dan khayalan yang menggunakan gaya estetika klasik
dari suatu daerah tertentu.
4.2.2.
Fabel
Fabel adalah cerita
rekaan yang bersifat alegori atau simbolisme secara utuh; keseluruhan cerita
menggunakan simbol bintang yang memanusia sebagai pengganti tokoh manusia itu
sendiri.
4.2.3.
Hikayat
Hikayat adalah cerita
yang biasanya bertemakan seperti sejarah maupun roman fiksi yang disampaikan
melalui gaya dramatis, bernilai semangat juang, pelipur lara hingga sebagai
hiburan untuk merayakan sesuatu. Contoh: Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat
Hang Tuah, dll.
4.2.4.
Legenda
Legenda menceritakan
asal-usul suatu tempat, benda atau tokoh hingga kejadian fantastis yang
dihubungkan dengan asal-muasal sesuatu di suatu tempat atau daerah. Contoh:
Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Asal-muasal Candi Perambanan, dll.
4.2.5.
Mite
Mite atau mitos adalah
kisah yang berlatarbelakang sejarah namun mengandung hal-hal mistis dan gaib
yang dipercaya oleh masyarakat penganutnya.
5.
Prosa
Nonfiksi
Prosa nonfiksi adalah
karya tulis yang dapat berupa kisah, runutan peristiwa atau gagasan yang
dikemas secara naratif dan berasal dari kenyataan yang berasal dari data-data
faktual, ilmiah dan dapat dipercaya. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut ini:
5.1.
Esai
Merupakan tulisan yang
isinya adalah opini dan sudut pandang pribadi dari penulisnya, mengenai sesuatu
yang menjadi pokok pembahasan dalam tulisan tersebut.
5.2.
Resensi
Resensi adalah tulisan
berupa intisari yang disampaikan menurut sudut padang pribadi penulisnya
mengenai karya lain yang dapat berupa karya sastra, musik, seni
teater, film, dsb. Resensi dapat memuat penafsiran yang dihasilkan
oleh penulis resensinya, bukan pencipta karya yang diresensikan.
5.3.
Kritik
Kritik adalah tulisan
apresiasi, penjabaran dan penilaian dari suatu karya seperti karya sastra,
karya seni rupa, seni musik, film, dsb. Kritik
dilandaskan pada teori struktur formal dari suatu karya tersebut, meliputi
analisis formal, penafsiran hingga ke penilaian objektif yang dapat dilakukan
dengan membandingkannya dengan karya serupa lain.
Referensi:
1. Telaah Prosa. Makassar: De La Macca, 2017.
2. Djuanda D dan Iswara PD. Apresiasi Sastra Indonesia.
Bandung: UPI Press, 2006.
3. Abrams MH. A Glossary of Literary Terms.
New york: Holt, Rinehart and Winston, 1981.
4. Sumardjo J dan Saini KM. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1981.
5. Saryono. Pengantar Apresiasi Sastra.
Malang: Universitas Negeri, 2009.